Postingan

Meditasi Rasa

Gambar
1.Tirai senja Dalam tidurmu. Dengan sembunyi kutatap lekat raut wajahmu. Garis itu semakin jelas. Mata mengeruh Tubuh makin hari makin layu Saat tidurpun kau masih tampak sangat lelah. Apa yang telah kau beri Sudah lewat batas lebih Kau berhasil mananam benih cinta dengan baik. Tumbuh subur penuh syukur; Meski harus kau peras keringat kuning dalam segala imaji. Kau, adalah sebongkah karang yang mampu menahan deras gelombang samudera pasai Terimakasih atas mimpi yang kau beli dengan rasa gigih.                              Situbondo, 16 Juni 2021 2.Mata angin ibu pertiwi Nusantara hilang arah dalam Padang tandus. syariat Islam mulai retak tak bermadzhab. Persatuan menuju jalan hancur. Para penjajahpun tak jua tersungkur. KH. Abdul Wahab hasbullah menemui KH Hasyim Asy'ari dengan rasa iba pada bumi pertiwi. Ia ingin Islam berkumpul dalam wadah tunggal. Harap akar-akar iman kokoh dan cinta tanah air tidak menjalar kemana-mana. dalam pendopo kayu, sejuk merdu lengking kicau

Hymne BMT NU Jawa timur (Juara III)

Sepenuh hati kami Seperti lertara, Di gelap gulita Terangi masyarakat dari gelap riba Abdikan jiwa raga kita Pada nadlatul ulama Melalui BMT NU adalah tugas Mulya.   Hijaukanlah Nusantara Tegakkan Islam Nahdlatul ulama Dengan ekonomi syariah Untuk wujudkan cita luhur Masyarakat sejahtera dan makmur Bersama BMT NU Jawa Timur  Junjung maslahat Dan tebarkan manfaat Bersama BMT NU kita hebat Kami pejuang BMT NU  Mengabdi tanpa batas Melayani dengan ikhlas Pada prinsip jujur giat dan ikhlas. Khairunnas anfa'uhum linnas

dijeda temu, ku tetapkan padamu tempat hatiku berlabuh

Gambar
Semilir angin menjadi irama temu di bibir pantai hari ini. Anji menatap kosong ke arah laut sembari mengelus pundak kekasihnya yang bersandar di dada bidangnya. Kesya, perempuan yang mempunyai tahi  lalat di atas alisnya itu mampu membuat seorang badboy seperti anji bertekuk lutut. Anji yang mengenal kesya dari kegiatan rutin pesantren yang di selenggarakan setiap libur santri, tiga tahun lalu saling mengumbar perasaannya satu sama lain.  "Sepuluh bulan lagi, aku berharap dapat ku temui dirimu dengan hati yang masih utuh, tidak ada kurang sedikitpun. Entah itu kurang karena sebab di sengaja diberi olehmu ataupun sebab dicuri wanita lain" ujar kesya dengan suara lirih, wajahnya penuh harap-harap cemas. Latar belakang mereka memang satu pesantren. Namun bedanya adalah kesya masih nyantri dan anji sudah menjadi alumni. Ada ke khawatiran tersendiri di benak Kesya. Meskipun sudah menjalin kasih dengan Anji selama tiga tahun secara LDR , namun tetap saja rasa ke khawati

sekumpulan prosa

Tulisan-tulisan ini adalah sampah kepala. Hanya pemulung rasa saja yang kuat dengan aroma busuknya. Kali ini, kita harus kompromi. Aku tidak tau, bagaimana mekanisme rasa cinta dapat tumbuh tanpa perlu diminta, merekah tanpa perlu di paksa dan seolah semesta mendorongku untuk lekas lelap dalam pelukmu. Kini aku seperti pekelana ulung tanpa alat navigasi, karena hati akan tetap menuntunku kehadapanmu dengan seonggok pinta yang kuharap akan kau amini. Ini tampak sporadis, rasa yang egois sekaligus apatis. Aku ingin mengatakannya sedari dulu, tapi aku merasa terlalu siang untuk mengucap aku sayang padamu.      Namun kali ini, dengan segenap-genapnya hati. Kuhantar rasaku yang sempat terlantar di lorong waktu. Kupasrahkan semua padamu. Entah kau anggap ini sebuah malapetaka ataukah anugrah, aku siap menanggung resikonya, sekali lagi aku ulang, maukah kau menerima rasaku?       Lekuk di bibirmu yang manis merekah seketika, pipi yang semula biasa-biasa saja mulai memerah. Aku tau, ini bahasa

IMPIAN ANAK BUNGLON

Gambar
Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, salah seorang guru bertanya perihal cita-cita "ketika sudah dewasa nanti, kalian mau jadi apa?" Tanya guru di depan dengan suara lantang. Respon teman-teman SD gue waktu itu beragam, ada yang mau jadi guru, dokter, pelukis, tentara, polisi dan banyak lagi profesi yang keluar dari mulut mereka. Gue yang sering ngebolak balikin buku atlas dan nonton film kartun dengan gagahnya menjawab "pilot" dengan di ikuti senyum bangga dari diri gue. Meski gue enggak tau apa dan untuk apa menjadi seorang pilot yang gue jawab secara spontan.       Beberapa tahun berlalu. Lanjut di sekolah Menengah Pertama (SMP), pada pelajaran Matematika, guru yang kuwalahan menerangkan materi yang terlihat gelap di mata siswa kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama "mau jadi apa?". Jawaban temen-temen tetap seputar profesi itu saja, kalau enggak polisi ya tentara, kalau enggak dokter yah guru. Sedangkan gue, Yang udah mulai meny

Sebuah Catatan Hati Yang Belum Kau Ketahui

Gambar
      Aku tidak tau, bagaimana mekanisme rasa cinta dapat tumbuh tanpa perlu diminta, merekah tanpa perlu di paksa dan seolah semesta mendorongku untuk lekas lelap dalam pelukmu. Kini aku seperti pekelana ulung tanpa alat navigasi, karena hati akan tetap menuntunku kehadapanmu dengan seonggok pinta yang kuharap akan kau amini. Ini tampak seporadis, rasa yang egois sekaligus apatis. Aku ingin mengatakannya sedari dulu, tapi aku merasa terlalu siang untuk mengucap aku sayang padamu.      Namun kali ini, dengan segenap-genapnya hati. Kuhantar rasaku yang sempat terlantar di lorong waktu. Kupasrahkan semua padamu. Entah kau anggap ini sebuah malapetaka ataukah anugrah, aku siap menanggung resikonya, sekali lagi aku ulang, maukah kau menerima rasaku?      Iyan menyudahi sebuah narasi curhatan tentang isi hatinya yang ia tulis di blog pribadinya. Jemari jempolnya  meng-klik tombol unggah dengan mencantumkan foto perempuan yang iyan sukai selama ini. Heni Amalia, perempuan elok pe

Kumpulan Puisi | Meditasi Rasa

Gambar
Puisi ; engkau, kiai Detak jam dinding semakin tegas Nan dengung di telinga jadi latar kesunyian Mebingkai puisi yang aku tulis perihal engkau kiai Pena tertatih – tatih menulis ke besaranmu Semesta akan mengutuk jika puisi yang aku tulis tak sesuai dengan sosok dirimu yang teramat kama Majas apa yang tepat untuk meng-qiyas-kan dirimu Akan menghabiskan banyak tinta, derai detik dan peras imaji agar puisi berujung padmarini tentang sosokmu Kiai, engkau adalah puisi yang tak berawalan dan tak berujung (2021) Aku malu padamu mak Jemari kasarmu Guratan kerut di wajahmu Serta memutih rambut mu Aku malu padamu mak  Di usiaku yang kian matang Aku tak sanggup mengganti daster lusuh yang kau kenakan  Dan kopyah bapak yang menguning oleh perasan peluh Bahkan tak ada uang sepeser pun dariku tuk sekedar membeli lauk dan bumbu dapur Ingin aku merantau Tapi apalah arti kaya, mengirimkan banyak uang jikalau selepas tidur tak ku dapati senyum satu senti pun di bibirmu mak Aku ingin tetap d