Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

dijeda temu, ku tetapkan padamu tempat hatiku berlabuh

Gambar
Semilir angin menjadi irama temu di bibir pantai hari ini. Anji menatap kosong ke arah laut sembari mengelus pundak kekasihnya yang bersandar di dada bidangnya. Kesya, perempuan yang mempunyai tahi  lalat di atas alisnya itu mampu membuat seorang badboy seperti anji bertekuk lutut. Anji yang mengenal kesya dari kegiatan rutin pesantren yang di selenggarakan setiap libur santri, tiga tahun lalu saling mengumbar perasaannya satu sama lain.  "Sepuluh bulan lagi, aku berharap dapat ku temui dirimu dengan hati yang masih utuh, tidak ada kurang sedikitpun. Entah itu kurang karena sebab di sengaja diberi olehmu ataupun sebab dicuri wanita lain" ujar kesya dengan suara lirih, wajahnya penuh harap-harap cemas. Latar belakang mereka memang satu pesantren. Namun bedanya adalah kesya masih nyantri dan anji sudah menjadi alumni. Ada ke khawatiran tersendiri di benak Kesya. Meskipun sudah menjalin kasih dengan Anji selama tiga tahun secara LDR , namun tetap saja rasa ke khawati

IMPIAN ANAK BUNGLON

Gambar
Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, salah seorang guru bertanya perihal cita-cita "ketika sudah dewasa nanti, kalian mau jadi apa?" Tanya guru di depan dengan suara lantang. Respon teman-teman SD gue waktu itu beragam, ada yang mau jadi guru, dokter, pelukis, tentara, polisi dan banyak lagi profesi yang keluar dari mulut mereka. Gue yang sering ngebolak balikin buku atlas dan nonton film kartun dengan gagahnya menjawab "pilot" dengan di ikuti senyum bangga dari diri gue. Meski gue enggak tau apa dan untuk apa menjadi seorang pilot yang gue jawab secara spontan.       Beberapa tahun berlalu. Lanjut di sekolah Menengah Pertama (SMP), pada pelajaran Matematika, guru yang kuwalahan menerangkan materi yang terlihat gelap di mata siswa kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama "mau jadi apa?". Jawaban temen-temen tetap seputar profesi itu saja, kalau enggak polisi ya tentara, kalau enggak dokter yah guru. Sedangkan gue, Yang udah mulai meny

Sebuah Catatan Hati Yang Belum Kau Ketahui

Gambar
      Aku tidak tau, bagaimana mekanisme rasa cinta dapat tumbuh tanpa perlu diminta, merekah tanpa perlu di paksa dan seolah semesta mendorongku untuk lekas lelap dalam pelukmu. Kini aku seperti pekelana ulung tanpa alat navigasi, karena hati akan tetap menuntunku kehadapanmu dengan seonggok pinta yang kuharap akan kau amini. Ini tampak seporadis, rasa yang egois sekaligus apatis. Aku ingin mengatakannya sedari dulu, tapi aku merasa terlalu siang untuk mengucap aku sayang padamu.      Namun kali ini, dengan segenap-genapnya hati. Kuhantar rasaku yang sempat terlantar di lorong waktu. Kupasrahkan semua padamu. Entah kau anggap ini sebuah malapetaka ataukah anugrah, aku siap menanggung resikonya, sekali lagi aku ulang, maukah kau menerima rasaku?      Iyan menyudahi sebuah narasi curhatan tentang isi hatinya yang ia tulis di blog pribadinya. Jemari jempolnya  meng-klik tombol unggah dengan mencantumkan foto perempuan yang iyan sukai selama ini. Heni Amalia, perempuan elok pe