Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Meditasi Rasa

Gambar
1.Tirai senja Dalam tidurmu. Dengan sembunyi kutatap lekat raut wajahmu. Garis itu semakin jelas. Mata mengeruh Tubuh makin hari makin layu Saat tidurpun kau masih tampak sangat lelah. Apa yang telah kau beri Sudah lewat batas lebih Kau berhasil mananam benih cinta dengan baik. Tumbuh subur penuh syukur; Meski harus kau peras keringat kuning dalam segala imaji. Kau, adalah sebongkah karang yang mampu menahan deras gelombang samudera pasai Terimakasih atas mimpi yang kau beli dengan rasa gigih.                              Situbondo, 16 Juni 2021 2.Mata angin ibu pertiwi Nusantara hilang arah dalam Padang tandus. syariat Islam mulai retak tak bermadzhab. Persatuan menuju jalan hancur. Para penjajahpun tak jua tersungkur. KH. Abdul Wahab hasbullah menemui KH Hasyim Asy'ari dengan rasa iba pada bumi pertiwi. Ia ingin Islam berkumpul dalam wadah tunggal. Harap akar-akar iman kokoh dan cinta tanah air tidak menjalar kemana-mana. dalam pendopo kayu, sejuk merdu lengking kicau

Kumpulan Puisi | Meditasi Rasa

Gambar
Puisi ; engkau, kiai Detak jam dinding semakin tegas Nan dengung di telinga jadi latar kesunyian Mebingkai puisi yang aku tulis perihal engkau kiai Pena tertatih – tatih menulis ke besaranmu Semesta akan mengutuk jika puisi yang aku tulis tak sesuai dengan sosok dirimu yang teramat kama Majas apa yang tepat untuk meng-qiyas-kan dirimu Akan menghabiskan banyak tinta, derai detik dan peras imaji agar puisi berujung padmarini tentang sosokmu Kiai, engkau adalah puisi yang tak berawalan dan tak berujung (2021) Aku malu padamu mak Jemari kasarmu Guratan kerut di wajahmu Serta memutih rambut mu Aku malu padamu mak  Di usiaku yang kian matang Aku tak sanggup mengganti daster lusuh yang kau kenakan  Dan kopyah bapak yang menguning oleh perasan peluh Bahkan tak ada uang sepeser pun dariku tuk sekedar membeli lauk dan bumbu dapur Ingin aku merantau Tapi apalah arti kaya, mengirimkan banyak uang jikalau selepas tidur tak ku dapati senyum satu senti pun di bibirmu mak Aku ingin tetap d