Mengenal Sosok Sang Kesatria Kuda Putih
KHR. As'ad Syamsul Arifin atau yang lebih dikenal Sang Kesatria Kuda Putih adalah anak seorang ulama besar dari tanah Jawa (KHR. Syamsul Arifin). Beliau adalah Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur. Sama seperti ayahandanya, buah yang jatuh memang tak akan jauh dari pohonnya. Kiai As'ad juga adalah seorang ulama besar di Indonesia sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar).
Beliau adalah penyampai pesan (isyarah) yang berupa tongkat disertai ayat Al-qur'an dari Syaichona Khalil Bangkalan untuk Kiai Hasyim Asy'ari yang merupakan cikal-bakal berdirinya ormas Islam (Nahdlatul Ulama) terbesar di Indonesia hingga sampai saat ini.
Anak pertama dari pasangan Raden Ibrahim (yang kemudian lebih dikenal dengan nama KHR. Syamsul Arifin) dan Siti Maimunah ini meninggal pada tanggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Meskipun Kiai As'ad telah meninggal, dawuh (nasihat) maupun perkataannya masih melekat erat dan di ikuti oleh ribuan santri, alumni dan pecintanya. Diantara nasihat (pesan) Kiai As'ad yang pernah beliau sampaikan kepada para santrinya ialah:
1. Santri sukorjo yang keluar dari NU (Nahdlatul Ulama) jangan berharap bisa berkumpul dengan saya di akhirat.
2. Santri saya yang pendiriannya tidak sama dengan saya, saya tidak bertanggung jawab di hadirat Allah SWT.
3. Santri saya yang pulang atau berhenti harus ikut salah satu dari tiga hal, yakni: pendidikan Islam, dakwah melalui NU dan ekonomi masyarakat.
4. Istiqomah (terus-menerus) membaca Ratibul Haddad.
5. Santri saya sebenarnya umum, anak siapa saja, dalam keadaan bagaimana saja, pasti selamat dan dijaga asal jujur, giat dan ikhlas.
Komentar
Posting Komentar